Dosen pengampu : Dr. Agung Hirmantono, SE, M.Ak.
Disusun oleh
: Erieca Heavy Metharosa
Matkul
: Sistem Informasi Manajemen
SISTEM INFORMASI STRATEGIS
Pengertian
Sistem Informasi Strategis
System informasi strategis adalah sistem
informasi komputer yang digunakan pada ringkat organisasi yang mengubah tujuan
operasional, produk, jasa, dan hubungan lingkungan unuk membantu organisasi
memperoleh keunggulan yang kompetetif.
1.
MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF
A.
KEUNGGULAN
KOMPETITIF
Keunggulan
kompetitif atau keunggulan bersaing adalah kemampuan yang diperoleh melalui
karakteristik dan sumber daya suatu perusahaan untuk memiliki kinerja yang
lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain pada industri atau pasar yang sama.
Keunggulan
kompetitif dapat dicapai melalu banyak cara, seperti menyediakan barang dan
jasa dengan harga yang murah, menyediakan barang dan jasa yang lebih baik dari
pesaing, dan memenuhi kebutuhan khusus suatu segmen pasar tertentu. Pada bidang
komputer, keunggulan kompetitif mengacu pada penggunaan informasi untuk
mendapatkan lavarage di pasar.
Perusahaan
harus mengola sumberdaya tersebut untuk mencapai hasil yang diinginkan. Untuk
itu perlu manager khusus yang mengelola jasa informasi. Selama ini ada beberapa
istilah yang lazim dikenal misalnya:
·
CEO (Chief Executif Officer )
·
CFO (Chief Financial Officer)
·
COO (Chief Operating Officer)
· CIO (Chief Information Officer), CIO
adalah sebutan untuk manager jasa informasi.
Seorang manager jasa
informasi dapat berperan sebagai chief informasi officer dengan mengikuti
saran-saran berikut:
a.
Sediakan waktu untuk pelatihan bisnis, selain
teknologinya.
b. Buat kemitraan dengan unit-unit bisnis
dan line management; jangan menunggu hingga diundang.
c.
Focuskan pada perbaikan proses bisnis.
d.
Jelaskan biaya-biaya IS dalam
istilah-istilah bisnis.
e.
Bangun kepercayaan dengan memberikan jasa IS
yang dapat diandalkan.
f.
Jangan bersifat defensive.
B.
PERENCANAAN
STRATEGIS
a. Perencanaan
jangka panjang
Perencanaan
ini juga dikenal sebagai perencanaan strategis karena mengidentifikasi
tujuan-tujuan yang akan member perusahaan posisi yang paling menguntungkan
dalam lingkungannya, serta menentukan strategi-strategi untuk mencapai tujuan
tersebut.
b. Perencanaan
Strategi Fungsional
Suatu
pendekatan bagi perencanaan fungsional adalah bahwa tiap bidang menetaokan
rencananya sendiri terlepas dari yang lain. Namun, pendekatan ini tidak
menjamin bahwa bidang-bidang tersebut akan bekerja sama sebagai rangkaian
subsistem yang terpadu.
C.
PERENCANAAN
STRATEGIS SUMBER DAYA INFORMASI
Selama
beberapa tahun terakhir, jasa informasi mungkin telah mencurahkan lebih banyak
perhataian pada perencanaan strategis daripada sebagian besar bidang yang lain.
Istilah untuk menggambarkan aktivitas ini awalnya adalah transformasi kumpulan
strategi. Berikut adalah beberapa transformasi kumpulan strategis:
·
Organisasi SIM
·
Pendekatan SPIR
·
Isi rencana strategis sumberdaya
informasi
·
End-user computing sebagai masalah
strategis
Tidak semua orang yang ikut dalam EUC
memilki tingkat pengetahuan computer yang sama. Jenis-jenis pemakai akhir dapat
dikelompokan menjadi 4 yaitu:
·
pemakai akhir tingkat menu (Menu-level
end-users)
·
pemakai akhir tingkat perintah
(command-level end-users)
·
programmer pemakai akhir (End-user programmers)
·
personil pendukung fungsional
(functional support personnel).
Sebagian
besar aplikasi end-iser computing dibatasi pada System pendukung kepoutusan
yang relative mudah (relatively easy DSS). Aplikasi otomatisasi kantor yang
memenuhi kebutuhan perseorangan. Selebihnya adalah tanggung jawab spesialis
informasi untuk bekerja sama dengan pemakai dalam mengembangkan aplikasi SIM
& SIA, DSS yang kompleks, aplikasi OA yang memenuhi organisasional dan
sistem pakar. Disamping itu EUC juga memiliki 2 manfaat yang terdiri dari pemindahan
beban kerja dan kesenjangan komunikasi. Setiap apa yang sedang kita gunakan
tentunya memliki manfaat namun disisi lain juga terdapat resiko EUC yang harus
diperhatikan, diantaranya:
·
System yang buruk sasarannya.
·
System yang buruk rancangan dan
dokumentasinya.
·
Penggunaan sumberdaya informasi yang
tidak efisien.
·
Hilangnya integritas data.
·
Hilangnya keamanan.
Kondisi-kondisi
IRM (Information Resource Management) yang diperlukan tersebut tidak berada
terpisah tetapi bekerja sama secara terkoordinasi. Adapun hal-hal yang terdapat
dalam IRM tersebut adalah:
a. Lingkungan
perusahaan.
Delapan
elemen lingkungan memberikan latar belakang untuk mencapai kenunggulan
kompetitif.
b. Eksekutif
perusahaan.
CIO
disertakan dalam kelompok eksekutif yang
mengarahkan perusahaan mencapai tujuannya. Salah satu aktivitas kunci kelompok
ini adalah perencanaan strategis.
c. Bidang
fungsional.
Jasa
informasi disertakan sebagai suatu bidang fungsional utama, dan setiap bidang
bersama-sama mengembangkan rencana-rencana strategis dan mendukung rencana
strategis perusahaan.
d. Sumber
Daya Informasi.
Rencana
strategis sumber daya informasi menggambarkan bagaimana semua sumber daya
informasi diperoleh dan dikelola.
e. Pemakai
data dan informasi mengalir antara sumber daya informasi dan para pemakainya.
2.
INFORMASI
SEBAGAI SUMBERDAYA STRATEGIS
A.
KARAKTERISTIK
SISTEM INFORMASI SEBAGAI SUMBEDAYA STRATEGI
Informasi dikatakan sebagai sumber daya
strategis artinya informasi dapat digunakan untuk menyusun strategi suatu
perusahaan atau organisasi supaya tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Suatu
sistim informasi dapat dikatakan strategis apabila tujuannya memenuhi kriteria
sebagai berikut :
· Mencapai posisi kepemimpinan biaya yang
rendah.
· Menyediakan diferensiasi produk/jasa dan nilai
bagi kinsumen yang lebih besar
· Menciptakan aliansi antar perusahaan dan
pemasok serta pelanggannya sehingga mengurangi biaya untuk pemasok serta
menyediakan dukungan khusus bagi pelangggan.
· Mempertinggi nilai suatu produk dan jasa
dangan menyediakan tampilan atau dukungan yang inovatif.
· Memungkinkan pertumbuhan pada pasar yang ada
secara geografis atau ekspansi volume.
· Membantu mengenalkan suatu produk ke pasar.
Sistem
Informasi dapat dipandang secara strategis yaitu sebagai :
·
Jaringan kompetitif vital (pembaharuan
organisasi)
· Investasi dalam hal teknologi untuk membantu
organisasi mencapai tujuannya
·
Peran Potensial Informasi Strategi dalam
Mengambil Keuntungan Bagi Perusahaan
· Penggunaan teknologi informasi untuk
menghasilkan produk, layanan
· Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
mencapai keunggulan kompetitifnya
·
Membantu perusahaan dalam menghadapi
pasar global
· Sistem Informasi yang mendukung atau
membentuk posisi kompetitif dan strategis bagi suatu perusahaan
· Suatu perusahaan dapat bertahan dan sukses
alam jangka panjang jika ia mampu mengembangkan strategi dalam menghadapi lima
macam kekuatan kompetitif yang membentuk struktur kompetisi di dalam
industrinya.
B.
MANFAAT
SISTEM INFORMASI SEBAGAI SUMBERDAYA STRATEGI
Sistem informasi strategis dimanfaatkan
untuk membantu perusahaan agar dapat bertahan hidup dan berhasil dalam jangka
panjang dalam menghadapi tekanan kompetitif yang membentuk struktur persaingan
dalam perusahaan. Dalam model klasik Michael Porter mengenai strategi
kompetitif mengungkapkan: ”bisnis apapun
bila ingin mempertahankan hidup dan berhasil haruslah mengembangkan dan
menerapkan berbagai strategi untuk secara efektif mengatasi pesaing yang sudah
ada (rivalry among existing competitor), ancaman pesaing baru (threat of new
entrants), ancaman produk subtitusi/pengganti (threat of subtitute product and
service), kekuatan tawar-menawar dari pelanggan (bargaining power of
consumers), kekuatan tawar-menawar dari pemasok (bargaining power of
suppliers)”.
Sistem informasi tentunya juga memiliki
peran penting dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan atau organisasi
diantaranya:
–
Biaya rendah :
* Sentralisasi dalam pembelian
*
Pengawasan yang lebih efektif
–
Menciptakan perbedaan :
* Analisis kebutuhan pelanggan berbasis komputer
* Customer online shipment tracking
–
Inovasi :
* Customer order entry
* Online package tracking
–
Mendorong pertumbuhan :
* Jaringan telekomunikasi global
* POS inventroy tracking
* Meningkatkan kualitas dan efisiensi
C.
JENIS-JENIS
STRATEGI
Berikut ini merupakan strategi
kompetitif yang dapat mengatasi berbagai ancaman tekanan kompetitif yang
dihadapi perusahaan dalam pengembangan bisnisnya, diantaranya:
a. Strategi
Kepemimpinan dalam biaya “Menjadi produsen produk dan jasa yang berbiaya rendah
dalam industri”.
b. Strategi
Diferensiasi “Mengembangkan berbagai cara untuk melakukan diferensiasia atau
membedakan produk dan jasa perusahaan dari para pesaingnya dan mengungguli
diferensiasi para pesaingnya”.
c. Strategi
Inovasi “Menemukan berbagai cara baru untuk melakukan pengembangan berbagai
produk dan jasa yang unik, atau masuk ke dalam pasar atau segmen pasar yang
unik”.
d. Strategi
Pertumbuhan “Memperluas kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa
secara signifikan, memperluas ke pasar global, melakukan diversifikasi produk
dan jasa baru, atau berintegrasi dengan produk dan jasa yang berhubungan”.
e. Strategi
Persekutuan “Membuat hubungan dan persekutuan bisnis baru dengan para
pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan perusahaan-perusahaan lainnya”.
D.
PERENCANAAN STRATEGI UNTUK SUMBERDAYA INFORMASI
Perusahaan-perusahaan
yang menggunakan komputer menempatkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya
informasi di tangan sebuah unit khusus yang terdiri atas para profesional
informasi. Unit ini, yang disebut sebagai layanan informasi (information
services-IS), dikelola oleh seorang manajer yang mungkin memiliki status wakil
presiden. Praktik yang diterima adalah membuat layanan informasi sebagai suatu
area bisnis utama dan memasukkan manajer puncaknya di dalam kelompok eksekutif
senior, seperti komite eksekutif, yang melakukan pengambilan-pengambilan
keputusan penting bagi perusahaan.
3.
PENGEOLAAN
SISTEM INFORMASI
DAPAT DIGUNAKAN UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF
Sistem
informasi adalah suatu sistem virtual data yang mencerminkan sistem fisik dari
sebuah perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untuk memberikan keunggulan kompetitif kepada
perusahaan. Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan
jasa para pelanggannya,
perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan di atas para
pesaingnnya. Sumber daya
informasi sebuah perusahaan meliputi peranti keras, peranti lunak, spesialis
informasi, pengguna, fasilitas, basis data (database), dan informasi. Informasi
memiliki empat dimensi yang diinginkan: relevansi, akurasi, ketetapan waktu,
dan kelengkapan.
A.
KEUNGGULAN
STRATEGI
Keunggulan
strategis (strategic advantage) adalah keunggulan yang dimiliki dampak
fundamental dalam membentuk operasi perusahaan. Sistem informasi dapat
digunakan untuk menciptakan keunggulan strategis. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan dapat memutuskan untuk mengubah seluruh datanya menjadi basis data
dengan alat penghubung standar (seperti alat penghubung browser Web) guna
memungkinkan berbagi dengan sekutu-sekutu bisnis dan pelanggannya.
B.
KEUNGGULAN
TAKTIS
Sebuah
perusahaan mendapatkan keunggulan taktis (tactical advantage) ketika perusahaan
tersebut mengimplementasikan strategi dengan cara yang lebih baik dari para
pesaingnya. Dalam contoh, layanan pelanggan dapat ditingkatkan dengan
menawarkan kepada pelanggan akses langsung ke informasi. Semua perusahaan ingin
memuaskan pelanggan, karena kepuasan pelanggan akan menghasilkan pengulangan
pembelian. Perusahaan mendapatkan keunggulan taktis dalam beberapa hal, yaitu :
a. Pelanggan melihat potongan harga sebagai
alasan untuk terus membeli produk dari perusahaan. Potongan itu sendiri
merupakan insentif bagi pelanggan, namun juga dapat memberikan keuntungan
ekonomis bagi perusahaan.
b. Sistem informasi dapat menyarankan produk mana
yang mungkin ingin dibeli oleh pelanggan. Perusahaan tidak hanya akan mendorong
kesetiaan pelanggan, namun juga dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan.
c. Keputusan strategis adalah menjadikan sistem
informasi perusahaan tersedia bagi para pelanggan untuk meningkatkan layanan
pelanggan. Perusahaan mengembangkan suatu sistem informasi taktis yang tidak
hanya akan meningkatkan kepuasan pelanggan, namun juga akan meningkatkan
profitabilitas.
C.
KEUNGGULAN
OPERASIONAL
Keunggulan
Operasional (Operational advantage) adalah keunggulan yang berhubungan dengan
transaksi dan proses sehari-hari. Di sinilah sistem informasi akan berinteraksi
secara langsung dengan proses. Suatu situs Web yang “mengingat” pelanggan dan
preferensi mereka dari transaksi-transaksi masa lalu akan mencerminkan suatu
keunggulan operasional. Browser sering memiliki cookies, file-file kecil berisi
informasi yang terdapat di dalam komputer pengguna, yang dapat menyimpan nomor
akun, kata sandi, dan informasi lain yang berhubungan dengan transaksi
pengguna. Ini merupakan kemudahan yang berharga bagi pelanggan, bahwa para
pelanggan yang menggunakan Web untuk menempatkan pembelian mereka akan
menghemat beban perusahaan membayar seorang juru tulis untuk memasukkan data,
tetapi ini hanyalah keuntungan yang bersifat minor saja.
Data yang dimasukkan
oleh pengguna kemungkinan besar akan lebih akurat. Karena data tidak
dikomunikasikan secara lisan kepada orang lain, maka tidak akan terjadi
kesalahpahaman di dalam komunikasi. Jika data tidak akurat, pengguna tidak akan
menyalahkan perusahaan. Karena berbagai alasan operasional, akses Web ke sistem
informasi perusahaan akan dapat meningkatkan hubungan dengan pelanggan.
D.
RESIKO PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TERKINI
Suatu
organisasi perlu memiliki fungsi penerapan manjemen resiko penggunaan sistem
informasi dalam suatu organisasi yang melibatkan pihak-pihak yang meiliki
resiko dan yang memantau suatu resiko serta yang melakukan tes dan verifikasi. Suatu organisasi juga perlu memiliki kebijakan bahwa identifikasi,
pengukuran dan pemantauan risiko setiap aktivitas secara periodik yang
dilakukan oleh lembaga yang dibuat seperti Satuan Kerja Manajemen Resiko
bekerjasama dengan satuan penyelenggara informasi dan satuan kerja pengguna
informasi. Pelaksanaan pengelolaan resiko tetap merupakan tanggung jawab dari
tim kerja atau petugas yang melaksanakan fungsi-fungsi tersebut,oleh karena itu
suatu manajemen informasi wajib memastikan pemantauan yang memadai dan
pelaporan mengenai aktivitas terkait informasi dan resikonya. Jenis resiko
dapat dibagi menjadi tiga yakni :
1.
Teknologi : pengiriman
perangkat yang terlambat, banyaknya report tentang error.
2. SDM : moral yang rendah, situasi tim,
kekosongan pekerjaan.
3.
Organisasi : situasi sistem organisasi.
Untuk mengetahui seberapa besar resiko keberhasilan sebuah proyek sistem
informasi merupakan salah satu isu utama yang harus diperhitungkan oleh
manajemen perusahaan. Statistik menunjukkan bahwa pada kenyataannya, lebih
banyak proyek-proyek pengembangan sistem informasi yang menemui kegagalan
dibandingkan dengan yang berhasil memenuhi sasaran. Salah satu penyebab utama
kegagalan tersebut terletak pada ketidakmampuan manajer proyek dalam mengelola
isu-isu resiko dalam proyek yang bersangkutan.
Resiko
relatif tinggi harus dihadapi bagi mereka yang terlibat pada proyek-proyek
sistem informasi yang melibatkan pemanfaatan teknologi tinggi. Sebaliknya
resiko yang relatif rendah akan dihadapi jika hanya melibatkan teknologi yang
tidak begitu kompleks. Resiko tertinggi merupakan konsekuensi tim proyek yang
terlibat dalam proyek berteknologi tinggi, dengan ukuran proyek berskala besar,
dan tidak terstruktur (dinamis); sementara resiko terendah terdapat pada proyek
sistem informasi yang tidak menggunakan teknologi tinggi, berskala kecil, dan
terstruktur.
- a. Resiko proyek
Resiko
proyek mengancam rencana proyek. Bila resiko proyek menjadi kenyataan maka ada
kemungkinan jadwal proyek akan mengalami keterlambatan & biaya menjadi
bertambah. Contoh resiko proyek adaah Software yang selesai tidak sesuai jadwal, Pengalaman staf yang kurang pada proyek
software, Pelanggan mempunyai keinginan yang berbeda
pada suatu software. Resiko proyek dapat mengidentifikasi :
1. Biaya
2. Sumber daya
3. Jadwal
4. Pelanggan
5. Personil (staffing & organisasi)
6. Masalah persyaratan
- b. Resiko teknis
Resiko
teknis mengancam kualitas & ketepatan waktu perangkat lunak yg akan
dihasilkan. Adapun contoh
resiko teknis adalah software
tidak berinterface dengan perangkat keras baru, pengguna yang tidak menyukai desain software, spesifikasi user interface tidak di inginkan
pengguna, Dibutuhkan algoritma baru pada hardware baru. Bila resiko teknis menjadi kenyataan maka
implementasinya menjadi sangat sulit atau tidak mungkin. Resiko teknis
mengidentifikasi :
1. Desain potensial
2. Implementasi
3. Spesifikasi
4. Interfacing
5. Ketidakpastian teknik
6. Verifikasi
7.
Keusangan teknik
8.
Masalah pemeliharaan dan teknologi yg leading edge
- c. Resiko bisnis
Resiko
bisnis mengancam viabilitas proyek yg akan dibangun. Resiko bisnis membahayakan
proyek atau produk. Contoh resiko bisnis adalah pendapatan perusahaan yg berkurang,
pengguna software berkurang.
4.
PENGARUH
SISTEM INFORMASI STRATEGIS
TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING
A. PENGERTIAN KEUNGGULAN BERSAING
Menurut
Philip Kotler dan Gary Armstrong (2003:311) “Mendefinisikan keunggulan bersaing
adalah keunggulan terhadap pesaing yang diperoleh dengan menawarkan nilai lebih
rendah maupun dengan memberikan manfaat lebih besar karena harganya lebih
tinggi”.
Menurut Michael E. Porter (2004 : 1)
“Mendefinisiskan keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan didalam
pasar yang bersaing, namun setelah
beberapa
dasawarsa adanya perluasan dan kemakmuran yang hebat mengakibatkan banyak
perusahaan kehilangan pandangan mengenai keunggulan bersaing dalam upaya
perjuangan untuk lebih berkembang dalam mengejar diversifikasi”.
Keunggulan bersaing adalah merupakan suatu persatuan
yang kuat antara keunggulan perusahaan dan efektifitas organisasi dalam
mengadaptasi perubahan lingkungan (South,1981).
. Jadi keunggulan bersaing adalah tentang bagaimana
suatu perusahaan benar-benar dapat menerapkan strategi generik tersebut kedalam
prakteknya. Pada dasarnya keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang
perusahaan mampu ciptakan untuk pembelinya.
B. DASAR
MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING
Ada 2 (dua) cara dasar untuk mencapai keunggulan
bersaing, yang pertama dengan strategi biaya rendah yang memampukan perusahaan
untuk menawarkan produk dengan harga yang lebih murah dari pesaingnya. Yang
kedua, dengan strategi differensiasi produk, sehingga pelanggan menganggap
memperoleh manfaat unik yang sesuai dengan harga yang cukup. Perusahaan mampu bersaing bukanlah
satu-satunya kunci keberhasilan, karena ada tiga faktor yang dibutuhkan untuk
menciptakan suatu keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan, yaitu :
1.
Dasar Persaingan (basic of competition) Strategi harus didasarkan pada
seperangkat asset, skill dan kemampuan. Ketiga hal tersebut akan mendukung
strategi yang dijalankan sehingga keunggulan dapat bertahan.
2.
Di pasar mana perusahaan bersaing (where you compete) Dalam hal ini, penting
bagi perusahaan memilih pasar sasaran yang sesuai dengan strategi yang
dijalankan atau dengan kata lain asset, skill dan kemampuan harus mampu
mendukung strategi dalam memberikan sesuatu yang bernilai bagi pasar.
3.
Dengan siapa perusahaan bersaing (who you compete against) Selanjutnya
perusahaan harus mampu mengidentifikasi pesaingnya, apakah pesaing tersebut
lemah, sedang, atau kuat.
C. JENIS
KEUNGGULAN BERSAING
Ada
dua jenis keunggulan bersaing yaitu :
1. Keunggulan biaya merupakan inti dari setiap
strategi bersaing.
2. Diferensiasi. Tiga
kondisi yang memungkinkan perusahaan secara serentak mencpai keunggulan biaya
dan diferensiasi adalah:
· Para pesaing terperangkap di tengah,
sehingga tidak memiliki posisi yang cukup baikuntuk mencapai keunggulan (tidak
konsisten).
· Perusahaan merintis inovasi besar yang
memungkinkan penurunan biaya dan meningkatkan diferensiasi
· Perusahaan memungkinkan biaya tambahan
di tempat lain dan mempertahankan keunggulan biaya keseluruhan atau mengurangi
biaya diferensiasi dibanding pesaing.
D. CARA
MEMPERTAHANKAN KEUNGGULAN BERSAING
a. Keunggulan Operasioanal.
Keunggulan
ini mengacu kepada strategik generik yaitu kepada strategi harga dan biaya
terendah dengan penekanan kepada efesiensi. Bila perusahaan bekerja secara
efisien dan kemudian berhasil menerapkan atau menekan biaya total untuk produk
sedemikian rupa, sehingga bisa menjadi yang terendah dalam industrinya, maka
kemungkinan besar bisa menetapkan harga produk yang terendah pula dalam
industri.
b. Keunggulan
Produk dan teknologi.
Satu hal yang mungkin menjadi pegangan bagi
perusahaan untuk terus melakukan inovasi adalah kesuksesan kesuksesan dari
perusahaan- perusahaan yang menjadi pemimpin produk. Agar dapat menjadi
pemimpin produk, perusahaan harus menunjukan arus yang konsisten dari
produk-produk yang menonjol yang akan mampu membuat para pelanggan akan terus
menanti dengan penuh harap produk-produk baru yang akan di luncurkan.
c. Kedekatan
dengan pelanggan.
Perusahaan
yang ingin membangun keunggulan melalui kedekatan dengan pelanggan yang harus
dilakukan adalah upaya untuk membangun citra atau image tentang perusahaan
kedalam benak pelanggan.
E. STRATEGI BERSAING
Strategi bersaing adalah : pencarian akan posisi
bersaing yang menguntungkan didalam suatu industri, arena fundamental tempat
persaingan terjadi. Strategi bersaing bertujuan menegakkan posisi yang
menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan yang
menentukan persaingan industri, yang mana pada akhirnya adalah untuk
menanggulangi dan mengubah aturan itu demi kepentingan perusahaan.
Cara suatu perusahaan dapat mencapai sukses
bersaing, adalah dengan menghindari persaingan melalui pasar domestik yang
diproteksi atau diregulasi, karena regulasi dapat membatasi persaingan melalui
penetapan harga dan pembatasan produk, tetapi sifatnya sementara.
Strategi bersaing berikutnya yang dapat dipergunakan
adalah dengan memberikan kelengkapan produk, fasilitas serta suasana yang lebih
lengkap dan menarik yang dirancang sedemikian rupa, adapun faktor social,
budaya, ekonomi dan pemilihan lokasi juga perlu diperhatikan, sehingga mampu
bersaing dengan pesaing-pesaing yang lebih unggul. Teradapat empat strategi
bersaing diantaranya:
1. Diferensiasi
produk : “Perusahaan dapat mengembangkan kesetiaan merek dengan menciptakan
produk dan jasa unik yang dapat dibedakan”.
2. Diferensiasi
fokus : “Perusahaan dapat menciptakan ceruk pasar baru dengan
mengidentifikasikan targer khusus (lebih sempit) untuk produk / jasa”.
3. Mengembangkan
keterkaitan yang ketat dengan konsumen dan pemasok. Perusahaan menciptakan ikatan dengan
pelanggan dan pemasok untuk masuk ke produk yang dijual.
4. Dengan
menjadikan produsen yang berbiaya rendah. Mencegah pesaing baru memasuki pasar
mereka.
5.
DAMPAK
SYSTEM INFORMASI STRATEGIS
BAGI MANAJER DAN ORGANISASI
Sistem informasi bagi seorang manager
sangatlah penting baikuntuk perusahaan kecil, menengah maupun besar. Manajer
harus dapat mengidentifikasi jenis-jenis sistem yang dapat dijadikan sebagai
keuggulan strategis bagi organisasinya.
Namun sampai saat ini sistem informasi
baru memainkan peran yang teramat sedikit dibidang produksi, distribusi dan
penjualan produk maupun jasa. Peningkatan produktivitas terhadap proses
informasi menjadikannya sedikit berbeda dalam produktivitas perusahaan.
DAMPAK PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI
a. Dampak Penggunaan Sistem Informasi terhadap
Akuntansi Keuangan dan Pengauditan
Perkembangan teknologi informasi, terutama
pada era informasi berdampak signifikan terhadap sistem informasi akuntansi
(SIA) dalam suatu perusahaan. Dampak yang dirasakan secara nyata adalah
pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual ke sistem komputer
dan bermunculannya sofware-sofware untuk akuntansi yang dapat mempermudah dalam
membuat laporan keuangan.
Dengan
adanya kemajuan yang telah dicapai dalam bidang akuntansi yang menyangkut SIA
berbasis komputer dalam menghasilkan laporan keuangan, maka praktik pengauditan
akan terkena imbasnya. Perkembangan TI juga mempengaruhi perkembangan proses
audit. Kemajuan audit software memfasilitasi pendekatan audit berbasis
komputer. Kemajuan teknologi informasi memberikan peluang baru bagi profesi
akuntan. Peluang baru yang mungkin diraih di antaranya adalah konsultan sistem
informasi berbasis komputer, CISA, dan web trust audit
b. Dampak Penggunaan Sistem Informasi terhadap
Akuntansi Manajemen
Lingkungan ekonomi yang dihadapi banyak
perusahaan dewasa ini telah menuntut adanya pengembangan terhadap
praktek-praktek akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan. Tekanan
persaingan global telah mengubah lingkungan ekonomi. Perubahan ini menyebabkan terciptanya
lingkungan baru pada bidang akuntansi manajemen, setidaknya untuk sejumlah
besar organisasi. Karena lingkungan berubah, maka akuntansi manajemen
tradisional tidak digunakan lagi.
Faktor-faktor kunci perubahan ini adalah (1)
orientasi kepada pelanggan, (2) perspektif lintas fungsional, (3) persaingan
global, (4) manajemen mutu total (TQM), (5) waktu sebagai unsur kompetitif, (6)
kemajuan dalam teknologi informasi, (7) kemajuan lingkungan manufaktur, (8)
pertumbuhan dan deregulasi dalam industri jasa, dan (9) manajemen berdasarkan
aktivitas (ABM).
Ada dua kemajuan yang signifikan berhubungan
dengan teknologi informasi. Pertama, erat kaitannya dengan manufaktur yang
terintegrasi dengan komputer (Computer-Integrated Manufacturing, CIM)..
c. Dampak Etika dan Sosial Penggunaan Sistem Informasi terhadap
Akuntansi Manajemen
perkembangan teknologi informasi, khususnya
komputer menimbulkan masalah baru. Secara umum, perkembangan teknologi
informasi ini mengganggu hak privasi individu. Bahwa banyak sekarang penggunaan
komputer sudah di luar etika penggunaannya, misalnya: dengan pemanfaatan
teknologi komputer, dengan mudah seseorang dapat mengakses data dan informasi
dengan cara yang tidak sah. Belum lagi ada sebagian orang yang memanfaatkan komputer dan internet
untuk mengganggu orang lain dengan tujuan sekedar untuk kesenangan serta
hobinya. Adapula yang memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan
tindakan kriminal.
Bukan suatu hal yang baru bahwa dengan kemajuan teknologi ini, maka
semakin meningkat kejahatan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Manusia
sebagai pembuat, operator dan sekaligus pengguna sistem tersebutlah yang
akhirnya menjadi faktor yang sangat menentukan kelancaran dan keamanan sistem.
Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat
penting kaitannya dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer,
mengingat salah satu penyebab pentingnya etika adalah karena etika melingkupi
wilayah-wilayah yang belum tercakup dalam wilayah hukum. Faktor etika disini
menyangkut identifikasi dan penghindaran terhadap unethical behavior dalam
penggunaan sistem informasi berbasis komputer.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa sistem informasi juga memiliki dampak bagi penggunanya, dan
dampak lain dari sistem informasi ini adalah . Information Anxiety, Dehumanization, Health Issues, Lost of Privacy, Cookies, Digital Gap, Possible Massive Unemployment.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar